Penilaian Subjektif Manusia Terhadap Manusia Lainnya

 

(Illustrasi by Nikhail Nilov from Pexels)

Manusia secara alamiah  suka memberikan penilaian subjektif terhadap manusia lainnya terutama penampilan fisik. Orang yang mempunyai penampilan fisik menarik (Good Looking), ia lebih banyak mendapatkan simpati, pujian, rasa hormat, dianggap memiliki kapabilitas yang baik, berwibawa, serta penilaian positif lainnya dibandingkan dengan orang yang kurang menarik atau tidak Good Looking. Tak sedikit penampilan fisik yang menarik juga mampu menunjang kelancaran karir seseorang, semisal artis/aktor, penyanyi, influencer, model sampai kepada penerimaan karyawan suatu perusahaan yang mengharuskan calon karyawannya secara fisik Good Looking.

Selain menunjang kelancaran berkarir, keadaan fisik menarik (good looking), ketika melakukan kesalahan tertentu adanya pe-maafan dari masyarakat, dimana pe-maafan tersebut tidak berlaku kepada orang yang tidak mempunyai penampilan fisik menarik (good looking) untuk kesalahan yang sama. Ini mengindikasikan bahwa manusia memang secara alamiah bersifat subjektif. Jika hanya melihat sisi good looking saja, rasanya Tuhan seperti tidak adil dalam penciptaan antara manusia satu dengan manusia lainnya. Keadilan Tuhan seakan hanya berpihak kepada kaum Good Looking.

Good looking termasuk kedalam sebuah privilege, dimana seseorang yang mempunyai fisik menarik terhindarkan dari sebagian masalah di kehidupan. Untuk kaum yang tidak Good looking, mereka harus bisa menutupi ketidak Good looking-annya melalui kemampuan soft and hard skill yang mumpuni agar dapat menyaingi atau setidaknya menjadi setara diakui oleh masyarakat. Sebenarnya penilaian subjektif manusia berlaku juga pada orang yang memiliki kekayaan harta atau istilah lainnya orang “Tajir (Good Rekening)”, ia akan disegani, dihargai, serta dihormati. Berbeda halnya dengan si miskin, ia lebih sering mendapat hinaan, cacian, dan dipandang sebelah mata serta kurang diakui keberadaannya dilingkungan masyarakat.

Penilaian subjektif mustahil bisa terhindar dari diri manusia. Meskipun begitu, masih banyak orang yang tetap mengedepankan penilaian objektif terhadap manusia lainnya tanpa membedakan status sosial atau keistimewaan yang dimiliki seseorang atau kelompok.

Bagaimana pendapat kalian tentang ini??

Hasanudin

Writer, Conten Creator

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama