MAKHLUK MATA SERIBU

 

(illustrasi by Pexels/Pixabay)

Sebut saja namanya joni. Joni merupakan seorang karyawan pabrik terkenal disalahsatu  daerah dijawa barat. Pabrik tempat ia kerja menerapkan sistem kerja shift, yaitu pekerjaan shift pagi dan shift sore. Ia sendiri sering mendapat jadwal kerja shift pagi, jarang-jarang dapat shift sore. Lokasi pabrik dan tempat tinggalnya dapat dijangkau dengan sekali menaiki  angkutan kota, selebihnya dilanjutkan jalan kaki beberapa ratus meter saja untuk sampai ke tempat tinggalnya.

Suatu hari, joni meminta bagian HRD agar jadwal kerja shift pagi digantikan ke shift sore, dimintanya sehari saja, dikarenakan ada keperluan mendesak yang akan diurusnya. HRD pun menyetujui permintaan joni tersebut. Sebenarnya, setiap joni masuk shift pagi ada teman bareng berangkat dan pulang kerja, tapi jika joni masuk shift sore, dipastikan ia akan berangkat dan pulang sendirian.

Singkatnya, joni hari ini masuk kerja shift sore kebetulan hari kamis malam jumat. Ia pulang dari tempat kerja sekitar pukul 23.30 WIB, kemudian ia bergegas menaiki angkutan kota menuju arah pulang. Perjanan dengan angkutan kota memakan waktu selama kurang lebih 20 menitan, tak lama berselang sampailah joni di tempat pemberhentian dan ia segera turun dari angkutan kota yang ditumpanginya,  selanjutnya diteruskan dengan berjalan kaki. Jalanan terlihat sepi tak seperti biasanya, tidak ada lalu lalang orang lewat dan warung-warung terlihat sudah pada tutup, ia baru menyadari bahwa hari ini adalah kamis malam jumat. Rasa takut mulai timbul dalam diri joni, karena ia termasuk orang yang penakut.

Ditengah perjanan ia mendengar suara mesin tempat penggilingan padi seperti sedang beroperasi, perasaan yang tadinya takut berubah menjadi perasaan tenang, karena dipikirnya toh tempat penggilingan padi masih beroperasi, setidaknya keadaan jadi tidak sepi-sepi amat, walaupun joni sedikit merasa heran tak seperti biasanya tempat penggilingan padi masih beroperasi ditengah malam. Tetapi, perasaan tersebut tidak joni  gubris dan dibiarkan saja. Ketika ia berjalan semakin mendekati tempat penggilingan padi, suara mesin penggilingan tidak lagi terdengar, tidak ada suara apapun selain suara jangkrik dan kodok di keheningan malam, juga terlihat pintu penggilingan tertutup rapat. Perasaan takut kembali menghantui joni, lalu tadi suara mesin dari mana? jika bukan dari tempat penggilingan padi? Tidak mungkin jika dia  salah dengar, wong suara mesin jelas jelas dari tempat penggilingan padi kok, pikirnya.

Jika digambarkan, posisi tempat penggilingan padi  persis berada dipinggir jalan, bangunannya sudah tua dengan pintu terbuat dari kayu-kayu, lokasinya terpisah dari rumah-rumah warga, dan setelah tempat penggilingan padi terdapat pohon bambu sepanjang jalan dan tidak ada lampu penerangan, kebetulan ketika itu musim kemarau, jadi penerangan hanya berasal dari cahaya bulan saja, jalan tersebut merupakan satu-satunya jalan yang harus joni lewati untuk menuju tempat tinggalnya (rumah). Sehingga mau tidak mau joni harus tetap melewati jalan tersebut.

Rasa takut semakin menjadi-jadi, diujung belakang tempat penggilingan padi, joni melihat sesosok makhluk berperawakan seperti manusia, namun pada sekeliling kepalanya memiliki mata yang banyak merah menyala pula, sangat jauh berbeda dengan ciri manusia pada umumnya, dan mengenakan pakaian menyerupai jubah berwarna hitam. Ia tertegun sejenak (dia sempat berpikir), apakah yang dilihatnya itu betul-betul manusia biasa atau malah makhluk selain manusia, seketika itu ia langsung teringat cerita tetangganya tentang makhluk gaib mata sakuriling (hantu mata seribu).

Dimana ketika melihat sosok makhluk mata seribu ini, kita harus segera menjauh dengan cara berjalan mundur dan tidak boleh berjalan membelakangi makhluk tersebut, karena jika berjalan membelakanginya, maka dia akan menyadari keberadaan dan menarik kita dengan energi gaibnya yang bisa  membuat langkah kaki terasa berat dan membuat bisu sementara. Makhluk mata seribu (mata sakuriling) ini termasuk makhluk gaib yang paling berbahaya, karena dapat mengancam keselamatan nyawa manusia.

Joni akhirnya berjalan mundur perlahan dengan tetap mencoba bersikap tenang, dan ketika langkahnya semakin menjauh dan sekiranya keberadaan makhluk mata seribu sudah tidak  lagi terlihat, ia langsung berbalik badan dan berlari terbirit-birit sekuat tenaganya. Sesampainya didepan rumah dan saking ketakutannya, dia langsung meng gedor-gedor pintu dengan keras dan ketika memasuki rumah, joni langsung tidak sadarkan diri, keluarganya pun bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi pada joni? Dia tidak pernah seperti itu sebelumnya. Joni baru menceritakan kejadian yang dialaminya di keesokan hari. Semenjak saat itu, joni tidak mau lagi jika harus bekerja shift sore dan pulang malam seorang diri. Sekalipun terpaksa masuk kerja shift sore, Joni akan meminta untuk dijemput atau diantar oleh teman atau keluarganya.   


Hasanudin

Writer, Conten Creator

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama